Makayanga, Republik Demokratik Kongo –
Dalam upaya mempererat hubungan budaya dan memberikan dampak positif kepada masyarakat lokal, Pasukan BGC Monusco 39 Foxtrot kembali menunjukkan peran aktifnya melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Praka Fajar, salah satu anggota pasukan BGC 39 F Monusco yang fasih berbahasa Swahili, memanfaatkan kemampuan bahasanya untuk mengajarkan warga Desa Makayanga membuat lemet, makanan tradisional khas Indonesia berbahan dasar singkong dan gula merah.
Kegiatan ini berlangsung pada saat pelaksanaan MOB (Mobile Operation Base) yang di pimpin oleh Komandan Kompi Mayor Inf Andrey Satria Wicaksana di Desa Makayanga. Dengan menggunakan bahasa Swahili, Praka Fajar menjelaskan dengan jelas proses pembuatan lemet, mulai dari memarut singkong, mencampurnya dengan gula merah, hingga membungkusnya dengan daun pisang sebelum dikukus. Antusiasme warga terlihat dari keterlibatan aktif mereka dalam setiap tahapan pembuatan.
Salah satu warga desa, Nyonya Mwanga, mengungkapkan kegembiraannya, “Kami sangat senang belajar membuat makanan khas Indonesia. Rasanya manis dan lezat, cocok dengan selera kami.”
Komandan Satgas BGC Monusco 39 Foxtrot, Kol. Inf Imir Faishal, S.Sos,. M.Ipol menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Praka Fajar yang memanfaatkan kemampuan berbahasa Swahili untuk menjembatani budaya dan mempererat hubungan antara pasukan Indonesia dan masyarakat lokal. “Kegiatan seperti ini tidak hanya memperkenalkan kuliner Indonesia tetapi juga menunjukkan kepedulian kami terhadap masyarakat setempat. Kami berharap ilmu ini dapat menjadi inspirasi bagi warga untuk mengolah hasil bumi lokal menjadi produk bernilai tambah,” ujar Komandan Imir Faishal.
Praka Fajar juga menambahkan bahwa dengan berbagi pengetahuan kuliner ini, ia merasa dapat lebih dekat dengan masyarakat. “Bahasa adalah jembatan, dan melalui lemet, saya ingin menunjukkan kehangatan dan persahabatan dari Indonesia,” ungkapnya.
Kegiatan ini mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang dibawa oleh Pasukan BGC Monusco 39 Foxtrot dalam misi perdamaian, di mana budaya digunakan sebagai sarana untuk membangun hubungan yang harmonis di kancah internasional. Dengan semangat ini, Pasukan BGC Monusco 39 Foxtrot terus berkontribusi secara positif bagi masyarakat Desa Makayanga dan mendukung perdamaian global.