Komandan Satgas Indo RDB XXXIX-C Monusco Kongo Kolonel Inf Sandi Kamidianto dalam kunjungan kerjanya ke wilayah Bendera, menghadiri pertemuan antara Deputy Special Representative of the Secretary General (DSRSG) pemerintah daerah dan pimpinan di wilayah Bendera. Kamis (19/8).
Dalam kegiatan tersebut, Komandan FARDC (Angkatan Bersenjata Kongo) dari Batalyon 621 dan Batalyon Khusus Bendera mengkonfirmasi ancaman zona Bendera dengan kehadiran kelompok bersenjata termasuk, Mai mai Twa, milisi Perci Moto-Moto yang beroperasi di poros Bendera-Kalemie, Mai Mai Apanapale dan Mai Mai Yakutumba, dua kelompok bersenjata penting di daerah itu.
Komandan FARDC dari Batalyon 621 mengumumkan bahwa operasi telah diluncurkan sejak 16 Agustus 2021, beberapa situs yang sebelumnya diduduki oleh kelompok sudah di bawah kendali FARDC seperti, Desa Mulenda Ilunga (7 Km dari Buzito 83 Km Selatan) dan tiga lokasi pertambangan (Cfr harian tanggal 17 Agustus 21). Operasi ini memiliki tantangan, ada beberapa warga sipil yang tinggal dengan kelompok bersenjata dan ada kesulitan untuk mengidentifikasi Mai-Mai diantara warga sipil dan ini membutuhkan kepekaan, warga sipil harus dipisahkan dari kelompok bersenjata.
Komandan FARDC Batalyon Khusus Bendera mengatakan bahwa penduduk Lambo Katenga (19 Km Utara) bekerjasama dengan MMAP, penduduk ini harus peka karena mendukung kelompok bersenjata ini. Komandan FARDC juga memohon kepada Monusco untuk mempertimbangkan dukungan dari mantan gerilyawan.
Pemimpin lokal di wilayah Bendera menjelaskan bahwa keberadaan kelompok bersenjata di wilayah tersebut merupakan ancaman besar yang menghalangi warga untuk melakukan pendudukan. Pemimpin lokal merekomendasikan agar Monusco mendukung FARDC untuk menetralisir kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah Bendera.
Para pemimpin lokal juga menyerukan kepada Monusco untuk memprakarsai beberapa proyek untuk membuktikan visibilitasnya (pembangunan kantor kepala adat dan masyarakat sipil dan pendirian stasiun radio komunitas untuk menyadarkan kelompok-kelompok bersenjata).
DSRSG mengenali ancaman ini dari wilayah Bendera dan berjanji bahwa Monusco akan berinvestasi dalam memulihkan perdamaian selama masa transisi ini ketika kantor Tanganyika Monusco akan ditutup pada Juni 2022. Monusco akan berkolaborasi dengan Pemerintah dalam proyek untuk pengawasan mantan gerilyawan.
Bagian DDR (Demobilisation Deintegration and Rehabilitation) Kalemie menginformasikan proyek-proyek lain sedang berlangsung untuk mendukung mantan gerilyawan. Urusan Sipil yang sama telah mengumumkan bahwa pelatihan untuk anggota masyarakat sipil dan pemimpin lainnya akan direncanakan pada akhir September 2021.
Adapun Peserta pertemuan yaitu, Komandan Satgas Indo RDB XXXIX-C Monusco Kongo Kolonel Inf Sandi Kamidianto, pemerintah daerah dan para pemimpin lokal diwakili oleh kepala adat (MAHILA dan Lambo Katenga), anggota masyarakat sipil dari Bendera dan Nyange, Lambo Katenga, kelompok pemuda, platform asosiasi perempuan dan perwakilan komunitas Twa.